Beberapa hari yang lalu sepulang dari mengambilkan
rapor adik saya yang baru kelas 5 SD, saya melihat seorang Ibu yang marah-marah
kepada anaknya karena nilainya jelek.
Seketika itu juga saya jadi ingat masa kecil saya, dimana Ibu saya tidak
peduli dengan belajar saya. Ketika saya tanya Ibu saya mengenai tugas sekolah
yang saya tidak bisa, Ibu saya selalu berkata “Kamu itu belajanya bagaimana?
Masa hal seperti itu tidak tahu” selain itu “Lho yang sekolah kan kamu, kenapa
tanya sama Ibu sih?” bahkan Ibu saya juga tiba-tiba membentak saya. Dia tidak
peduli dengan proses belajar anak. Dia hanya memperdulikan pekerjaan dan hasil/nilai akhir yang di peroleh anak. Dan
ketika hasil yang didapat jelek lagi-lagi anaknya yang disalahkan.
Maksud saya menceritakan ini bukan untuk menjadi anak
durhaka yang menjelek-jelekan Ibu saya sendiri. Saya hanya ingin para Ibu
peduli pada belajar anaknya disekolah. Mungkin Ibu sudah sangat lelah sepulang
kerja, namun apa salahnya meluangkan waktu sebentar saja untuk membantu anak
mengerjakan pr, dan mengkonfirmasi apa yang didapatkan anak disekolah tadi
ketika pulang sekolah.
Perhatian seperti itu tidak hanya bermanfaat untuk
menjaga kedekatan Ibu yang sibuk karena pekerjaannya dengan sang anak. Tapi
juga dapat menjaga anak dari perasaan terabaikan. Selain itu anak lebih
termotivasi dalam belajar dan berprestasi disekolah. Pada dasarnya anak lebih dekat kepada Ibu dari
pada Ayah. Anak juga lebih mendengarkan nasihat Ibu dari pada orang lain.
Saya kira semua Ibu ingin anaknya pandai dan
berprestasi. Oleh karena itu janganlah para Ibu mengabaikan proses belajar
anaknya. Toh jika anak Ibu berhasil, Ibu juga ikut merasa bangga bukan?